View online or download Clavia nord lead Owner's Manual. The clavia nord lead 2x has an average rating of:4.4 out of 5.(The clavia nord lead 2x has a total of 7 reviews). Clavia Nord Lead 4 Rack. Clavia nord lead Pdf User Manuals. I have every knob and dial I could ever ask for otherwise, but I'd like to be able to divide the amp and filter sections to be dedicated to each oscillator.
Ibu-ibu sedang membuat kain tenun secara tradisional Di tenun dengan alat tenun yang sangat tradisonal, dililit dipinggang wanita penenun, melekat tak terpisahkan, bermakna hidup wanita kami telah diembani dengan tanggung jawab untuk terus mempertahankan warisan ini agar semua orang dapat tahu bagaimana nenek moyang kami di masa lalu telah mewariskan sesuatu yang luar biasa. Konggo, kape, fia, phoku dan sippe yang ada pada jalur benang ikat lusi merupakan perpaduan alat yang sangat serasi yang terlihat di saat wanita bertenun.
Klen (Clan) sering juga disebut kerabat luas atau keluarga besar. Klen merupakan kesatuan keturunan (genealogis), kesatuan kepercayaan (religiomagis) dan kesatuan adat (tradisi). Diferensiasi Klan Klan sering juga disebut kerabat, keluarga besar, atau keluarga luas (extended family). Klan merupakan kesatuan genealogis (kesatuan keturunan), religio magis (kesatuan kepercayaan), dan tradisi (kesatuan adat).
Alunan sentakan di saat wanita bertenun menggoda hati yang mendengar, karena nada yang ditimbulkan bagaikan alunan melodi kehidupan. Jika dilihat dari proses produksi atau cara mengerjakannya maka tenunan yang ada di Flores dapat dibagi menjadi dua jenis, yakni: Tenun Ikat Disebut tenun ikat karena pembentukan motifnya melalui proses pengikatan benang. Berbeda dengan daerah lain di Indonesia, untuk menghasilkan motif pada kain maka benang pakannya yang diikat, sedangkan tenun ikat di Nusa Tenggara Timur, untuk menghasilkan motif maka benang yang diikat adalah benang Lungsi. Tenun Lotis/ Sotis atau Songket Disebut juga tenun Sotis atau tenun Songket, dimana proses pembuatannya mirip dengan pembuatan tenun Buna yaitu mempergunakan benang-benang yang telah diwarnai. Dilihat dari kegunaannya, produk tenunan di Flores terdiri dari 3 (tiga) jenis yaitu: sarung, selimut dan selendang dengan warna dasar tenunan pada umumnya warna-warna dasar gelap, seperti warna hitam, coklat, merah hati dan biru tua. Hal ini disebabkan karena masyarakat/ pengrajin dahulu selalu memakai zat warna nabati seperti tauk, mengkudu, kunyit dan tanaman lainnya dalam proses pewarnaan benang, dan warna-warna motif dominan warna putih, kuning langsat, merah mereon.
Untuk pencelupan/ pewarnaan benang, pengrajin tenun di Flores telah menggunakan zat warna kimia yang mempunyai keunggulan sepeti: proses pengerjaannya cepat, tahan luntur, tahan sinar, dan tahan gosok, serta mempunyai warna yang banyak variasinya. Zat warna yang dipakai tersebut antara lain: naphtol, direck, belerang dan zat warna reaktif. Namun demikian sebagian kecil pengrajin masih tetap mempergunakan zat warna nabati dalam proses pewarnaan benang sebagai konsumsi adat dan untuk ketahanan kolektif, minyak dengan zat lilin dan lain-lain untuk mendapatkan kwalitas pewarnaan dan penghematan obat zat pewarna. Dari kedua jenis tenunan tersebut diatas maka penyebarannya dapat dilihat sebagai berikut: - Tenun Ikat; penyebarannya hampir merata di semua daerah kecuali Kabupaten Manggarai dan sebagian Kabupaten Ngada. - Tenun Lotis/ Sotis atau Songket; terdapat di Lembata, Sikka, Ngada, dan Manggarai Beberapa contoh kain tenun.
STRUKTUR SOSIAL Secara etimologis, struktur social berarti susunan masyarakat. Scm 300 lab 6. Struktur social adalah jalinan unsure-unsur social yang pokok. Unsure tersebut terdiri dari kelompok, kaidah/norma, nilai, organisasi dan sebagainya.
Kesemua unsure tersebut saling berkaitan satu dengan yang lain, sehingga ketika terjadi kegoncangan pada salah satu unsure maka unsure yang lain akna ikur tergoncang. Pengelompokkan Masyarakat Pada umumnya berdasarkan tempat tinggal masyarakat dikelompokkan menjadi masyarakat desa dan masyarakat kota. Menurut Soerjono (1990), masyarakat kota dan desa memiliki perhatian yang berbeda, khususnya perhatian terhadap keperluan hidup. Masyarakat desa pada umumnya, yang diutamakan adalah perhatian khusus terhadap keperluan pokok, fungsi-fungsi yang lainnya diabaikan. Sedangkan pandangan masyarakat kota, mereka melihat selain kebutuhan pokok, pandangan masyarakat sekitarnya juga diperhatikan. Misalnya makan, bukan hanya sekedar kandungan gizi dan enaknya saja yang diperhatikan, tetapi juga memperhatikan peralatan dan tempatnya makan. Pembagian kerja (division of labor) pada masyarakat kota sudah terspesialiasasi.
Begitu pula jenis profesi pekerjaan sangat banyak macamnya (heterogen). Tonnies (dalam Soekanto, 1990) mengelompokkan masyarakat dengan sebutan masyarakat gemainschaft dan geselschaft. Masyarakat gemainschaft atau disebut juga paguyuban adalah kelompok masyarakat dimana anggotanya sangat terikat secara emosional dengan yang lainnya. Sedangkan masyarakat geselschaft atau patembeyan ikatan-ikatan diantara anggotanya kurang kuat dan bersifat rasional. Paguyuban cenderung sebagai refleksi masyarakat desa, sedangkan patembayan refleksi masyakat kota.